Analisa Sensitifitas AHP
Analisa sensitivitas dapat
dipakai pula untuk memprediksi keadaan apabila terjadi perubahan yang cukup
besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan prioritas dan
kriteria karena adanya perubahan kebijaksanan sehingga muncul usulan pertanyaan
bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu
dilakukan. Dalam suatu hirarki tiga level, level dua dan hirarki tersebut dapat
disebut sebagai variabel eksogen sedangkan level tiganya adalah variabel
endogen. Analisa sensitivitas dan hirarki tersebut adalah melihat pengaruh dan
perubahan pada variabel eksogen terhadap kondisi variabel endogen.
Apabila dikaitkan dengan
suatu periode waktu maka dapat dikatakan bahwa analisa sensitivitas adalah unsur
dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang dilakukan pertama kali
dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya perubahan
kebijaksanaan atau tindakan yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas
untuk melihat efek yang terjadi. Analisa sensitivitas ini juga akan menentukan
stabil tidaknya sebuah hirarki. Makin besar deviasi atau perubahan prioritas
yang terjadi maka makin tidak stabil hirarki tensebut. Meskipun begitu, suatu
hirarki yang dibuat haruslah tetap mempunyai sensitivitas yang cukup, artinya
kalau ada perubahan pada variabel eksogen, minimal ada perubahan bobot
prioritas pada variabel endogen meskipun tidak terlalu besar.
Aksioma-Aksioma AHP
Aksioma adalah sesuatu yang
tidak dapat dibantah kebenarannya atau yang pasti terjadi. Dalam ilmu ukur
dikenal suatu aksioma bahwa diantara dua titikhanya dapat dilewati sebuah garis
lurus. Atau dalam kehidupan sehari-hari, misalnya matahari terbit ditimur dan
terbenam dibarat.
Ada empat buah aksioma yang
harus diperhatikan para pemakai model AHP dan pelanggaran dari setiap aksioma
berakibat tidak validnya model yang dipakai.Keempat aksioma tersebut adalah :
1.Aksioma 1
Reciprocal Comparison,
artinya si pengambil keputusan harus bisamembuat perbandingan dan menyatakan
preferensinya. Preferensinya itusendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu
kalau A lebih disukai dari Bdengan skala x, maka B lebih disukai dari A dengan
skala 1/x.
2.Aksioma 2
Homogenity, artinya
preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan
kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini
tidak dapat dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak
homogenous dan harus dibentuk suatu’cluster’
(kelompok elemen-elemen) yang baru.
3.Aksioma 3
Independence, artinya
preferensi dinyatakan dengan mengasumsikanbahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh
alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Ini
menunjukkan bahwa pola ketergantunganatau pengaruh dalam model AHP adalah
searah keatas, Artinya perbandinganantara elemen-elemen dalam satu level
dipengaruhi atau tergantung olehelemen-elemen dalam level di atasnya.
4.Aksioma 4
Expectations, artinya untuk
tujuan pengambilan keputusan, strukturhirarki diasumsikan lengkap. Apabila
asumsi ini tidak dipenuhi maka sipengambil keputusan tidak memakai seluruh
kriteria dan atau objektif yangtersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang
diambil dianggap tidaklengkap.
Kembali pada pokok masalah
AHP dalam HoQ, bagaimanapun, peringkat hubungan ini adalah kritis, jadi,
nampaknya lebih berarti harus ditunjukkan perbedaan antara Kpr dalam
kontribusinya pada kepuasan pelanggan dalam besarannya dibandingkan hanya dalam
pentingnya skala ordinal.
Peringkat kepentingan mutlak
dari Kpr diturunkan dari peringkat hubungan dengan angka-angka kardinal dapat
digunakan dalam analisa lebih lanjut yang memerlukan besaran dari tiap
kepentingan Kpr dalam memuaskan Kpl (contoh, pemilihan KPr yang tepat untuk
memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan satu anggaran terbatas).
Walaupuan QFD konvensional,
mengandung informasi tentang korelasi diantara Kpr dalam matrix berbentuk
segitiga pada puncak HoQ, korelasi tidak digunakan dalam menghitung prioritas
Kpr dan penentuan Kpr yang tepat untuk masalah perencanaan. Selama beberapa Kpr
dalam kenyataannya berkorelasi kuat dengan yang lain (contoh, jika tingkat satu
Kpr diubah, tingkat Kpr yang lain berubah secara kolateral), suatu keharusan
untuk menyalurkan satu mekanisme untuk mengakomodasi ketergantungan Kpr dalam
penghitungan peringkat kepentingan Kpr, dan menerapkan korelasi antar Kpr ke
dalam proses pengambilan keputusan dalam penentuan Kpr yang tepat sehubungan
dengan keterbatasan organisasi, seperti biaya dan waktu. Contoh, bila dua Kpr
dengan satu korelasi yang tinggi dipilih pada waktu yang sama, adalah mungkin
merupakan penghematan biaya bila diterapkan dalam satu produk.
Jadi, dalam tulisan ini, Park
et al, 1996 mengemukakan :
Satu model pengambilan
keputusan baru yang terpadu dalam pemilihan satu himpunan Kpr yang optimal,
yang menerapkan semua isu-isu diatas kedalam proses-proses prioritisasi
konvesional dalam QFD
Analisa Titik Impas
Analisa titik impas adalah
sebuah cara yang digunakan untuk menentukan kapan sebuah bisnis akan
mulai dapat menutup semua pengeluarannya dan mulai menghasilkan profit.
Untuk usaha yang baru mulai
adalah sangat penting untuk mengetahui biaya awal Anda, ini menyediakan Anda
informasi tentang berapa banyak yang perlu Anda hasilkan dari pendapatan
penjualan untuk membayar biaya-biaya selanjutnya, yang terkait dalam proses
menjalankan bisnis Anda.
Seorang pemilik usaha yang
baru mulai harus memahami bahwa $ 5.000 dari penjualan produk tidak akan
menutupi $ 5.000 biaya overhead bulanan. Biaya penjualan $ 5.000 dalam retail
goods dengan mudah bisa menjadi $ 3,000 dalam harga wholesale, sehingga $ 5000
dalam pendapatan penjualan hanya memberikan $ 2.000 dalam gross profit yang
tersedia untuk biaya overhead. Titik impas tercapai jika pendapatan sama dengan
semua biaya bisnis.
Untuk menghitung titik impas
Anda, Anda perlu mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel
Anda. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring volume
penjualan, seperti contohnya biaya sewa dan gaji. Biaya-biaya tersebut
harus dibayar terlepas ada penjualan atau tidak, dan sering disebut juga
sebagai biaya overhead. Biaya variabel berubah-ubah, terkait langsung
dengan volume penjualan, seperti biaya pembelian stok, pengiriman, atau biaya
produksi produk.
Apakah bisnis Anda Akan
Membuat Uang?
Sebelum Anda mempersiapkan
rencana bisnis, Anda harus mencari tahu apakah bisnis Anda akan mencapai titik
impas. Bagaimana Anda bisa tahu apakah ide bisnis Anda akan
menguntungkan? Jawaban yang jujur adalah, Anda tidak bisa. Tetapi
ketidakpastian ini seharusnya tidak membuat Anda berhenti dari meneliti
kematangan finansial dari ide Anda. Dengan mempersiapkan sesuatu yang
dikenal sebagai “analisa titik impas,”
serta beberapa proyeksi keuangan lainnya, dapat membantu Anda menentukan apakah
bisnis Anda akan berhasil.
Apa yang dikatakan Analisa
Titik Impas Kepada Anda
Breakeven analysis
menunjukkan jumlah pemasukan yang harus Anda hasilkan untuk menutupi
pengeluaran Anda sebelum Anda membuat keuntungan sepeser pun. Jika Anda
dapat mencapai dan melampaui titik impas Anda, jika Anda dapat menghasilkan
lebih dari jumlah pendapatan penjualan yang Anda butuhkan untuk membayar
pengeluaran Anda – maka bisnis Anda memiliki peluang yang baik untuk
menghasilkan uang.
Banyak pengusaha
berpengalaman menggunakan analisa titik impas sebagai alat skrining utama untuk
usaha bisnis baru mereka. Mereka bahkan tidak akan menulis business plan
yang lengkap, kecuali jika perkiraan titik impas mereka menunjukkan impas,
meramalkan bahwa pendapatan penjualan mereka diproyeksikan jauh melebihi biaya
mereka melakukan bisnis.
Bagaimana Menyiapkan Analisa
Titik Impas
Untuk melakukan analisa titik
impas, Anda harus membuat terkaan tentang pengeluaran dan
pendapatan. Meskipun Anda tidak memiliki bola kristal, Anda harus
melakukan riset serius – termasuk analisa pasar Anda –
untuk menentukan proyeksi volume penjualan dan beban yang harus Anda
antisipasi. Taruhan terbaik Anda adalah dengan berinventasi dalam belajar
membuat business plan Anda sendiri, untuk belajar bagaimana membuat estimasi
pendapatan dan biaya yang wajar.
Anda harus membuat perkiraan
sebagai berikut dan perhitungan ketika Anda mempersiapkan analisa titik impas
Anda:
Biaya tetap. (kadang-kadang
disebut “overhead“) tidak bervariasi
banyak dari bulan ke bulan. Mereka mencakup sewa, asuransi dan sekumpluan
biaya lain. Juga merupakan ide yang baik untuk menambah biaya ekstra, sekitar
10%, dalam analisa titik impas untuk menutup biaya lain-lain untuk menutup
biaya tak terduga.
Pendapatan
penjualan. Ini adalah total rupiah dari aktivitas penjualan yang Anda bawa
ke dalam bisnis Anda setiap bulan atau setiap tahun. Untuk
melakukan analisa titik impas yang valid, Anda harus mendasarkan perkiraan
Anda pada volume bisnis Anda benar-benar Anda perkirakan –
tidak pada berapa banyak yang Anda butuhkan untuk menghasilkan keuntungan yang
baik.
Rata-rata gross profit dari
setiap penjualan. Rata-rata gross profit adalah uang yang tersisa dari
setiap dolar penjualan setelah membayar direct cost dari
penjualan. (Direct Cost adalah apa yang Anda bayar untuk menyediakan
produk atau layanan Anda.) Sebagai contoh, jika Antoinette membayar rata-rata $
100 untuk barang-barang yang diperlukan untuk membuat gaun, yang dijual dengan
rata-rata $ 300, rata-rata grpss profitnya adalah $ 200.
Rata-rata persentase gross
profit. Persentase ini memberitahukan Anda berapa besar gross profit Anda
dari setiap penjualan. Untuk menghitung rata-rata persentase gross
profit, bagi angka rata-rata gross profit oleh rata-rata harga
jual. Sebagai contoh, jika Antoinette membuat rata-rata gross profit $ 200
dari gaun yang dia jual untuk rata-rata $ 300, persentase gross profitnya
adalah 66,7% ($ 200 dibagi dengan $ 300).
Menghitung Breakeven Point
Anda
Setelah Anda hitung angka di
atas, mudah untuk mengetahui titik impas Anda. Cukup bagi estimasi biaya
tetap tahunan Anda dengan persentase gross profit Anda untuk menentukan jumlah
pendapatan penjualan yang Anda perlukan untuk mencapai titik impas.
Sebagai contoh, jika biaya tetap Antoinette adalah $ 6.000 per bulan, dan
margin keuntungan yang diharapkan nya adalah 66,7%, titik impas dia
adalah $ 9.000 dalam pendapatan penjualan per bulan ($ 6,000 dibagi dengan
0,667). Dengan kata lain, Antoinette harus membuat $ 9.000 setiap bulan
hanya untuk membayar biaya tetap dan direct (produk) costnya. (Angka ini
tidak mencakup profit, atau bahkan gaji untuk Antoinette.)
Jangan Meremehkan Breakeven
Analysis
Meskipun membuat
perkiraan titik impas mungkin terdengar rumit, Anda berutang kepada diri
sendiri untuk mempersiapkannya sebagai salah satu langkah pertama dalam proses
perencanaan bisnis. Seperti yang Anda lihat, perkiraan titik impas Anda
yang disiapkan secara realistis dapat menceritakan aapakah ide Anda adalah
pemenang, pecundang atau seperti kebanyakan ide-ide lain, perlu sedikit
modifikasi untuk bekerja.
Jika Anda Tidak Bisa Titik
Impas
Jika titik impas Anda lebih
tinggi daripada pendapatan yang diperkirakan, Anda akan perlu memutuskan apakah
ada aspek tertentu dari perencanaan yang dapat diubah untuk menciptakan titik
impas yang dapat dicapai. Sebagai contoh, Anda dapat :
Mencari sumber-sumber suply
yang lebih murah
Melakukan sendiri tanpa
pegawai
Hemat biaya sewa dengan
bekerja dari rumah, atau
menjual produk atau jasa
dengan harga yang lebih tinggi
Jika omzet penjualan titik
impas masih seperti angka yang tidak bisa dicapai, mungkin Anda perlu membuang
ide bisnis Anda. Jika itu adalah kasusnya, bersyukurlah pada fakta bahwa Anda
tahu sebelum Anda investasikan uang Anda (atau orang lain) ke ide tersebut.
Analisa keuangan yang
selanjutnya.
Jika perkiraan titik impas
menunjukkan bahwa Anda akan menghasilkan lebih banyak omzet dari yang Anda
butuhkan untuk mencapai titik impas, Anda dapat menganggap diri
beruntung. Tapi Anda masih perlu mencari tahu berapa banyak keuntungan
yang akan dihasilkan oleh bisnis Anda, dan apakah Anda akan memiliki cukup uang
tunai untuk membayar tagihan-tagihan Anda ketika mereka jatuh
tempo. Singkatnya, sebuah perkiraan titik impas adalah alat skrining yang
hebat, tetapi Anda membutuhkan analisis yang lebih lengkap sebelum Anda mulai
menginvestasikan uang nyata dalam usaha Anda.
Berikut ini adalah proyeksi
keuangan tambahan yang juga harus menjadi bagian dari rencana bisnis Anda,
untuk melengkapi gambaran keuangan bisnis Anda. :
Sebuah perkiraan
rugi-laba. Ini adalah proyeksi bulan-demi-bulan dari net profit bisnis
Anda.
Sebuah proyeksi arus kas. Ini
menunjukkan berapa banyak uang tunai yang sebenarnya Anda aakan memiliki, dari
bulan ke bulan, untuk memenuhi pengeluaran Anda.