Minggu, 16 Desember 2012

PERTAMBANGAN


PERTAMBANGAN INDONESIA
Meskipun sarat risiko dan kurang didukung iklim usaha yang kondusif,  namun usaha pertambangan di Indonesia tetap memiliki daya tarik tinggi di kalangan investor, termasuk asing. Messe Muenchen Internasional (MMI), selaku  penyelenggara International Trade Fair asal Jerman, tahun ini menggelar pameran internasional “ConBuild Mining 2012” di Indonesia yang diharapkan  bisa makin menggairahkan industri  ini.
Setelah sukses menggelar pameran alat produksi mesin pertambangan, konstruksi dan teknologi lingkungan di beberapa negara, seperti China dan India, MMI tahun ini memilih Indonesia sebagai negara partner untuk penyelenggaraan pameran serupa.

Tidak tangung-tanggung, MMI menghadirkan produsen alat berat tambang, konstruksi dan infrastruktur  berskala internasional. Sekitar 200 perusahaan merek-merek ternama dari 19 negara, ikut meramaikan pameran yang digelar selama empat hari sejak 2 Mei 2012, di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta. Di antaranya dari Jerman, China, Korea, Singapura, Belgia, Malaysia, Jepang Italia, Jepang, dan Negara lain termasuk Indonesia.
Merek ternama yang hadir seperti, Volvo Construction Equipment (Volvo CE), TRXBuild, Mitsubishi Materials Corporation, Noahtech Co.ltd, Weiler Gmbh, Echo Engineering, Shaorui Heavy Industries Co. ltd, ACE Instrument Co., ltd, serta beberapa brand ternama lain. Produk yang dipamerkan meliputi excavator hidrolik, sekop dan truk besar, forklift, crawler crane, mobile crane, serta mesin-mesin alat berat untuk industri tambang, konstruksi dan pekerjaan infrastruktur. Sebab dalam irtu juga dihadirkan produk inovatif dengan tema “Renewables Indonesia 2012”. Peserta dari Jerman  misalnya akan memamerkan teknologi, peralatan dan layanan tingkat tinggi mutakhir bagi pemain industri kontruksi, tambang dan infrastruktur.
“Ini merupakan  kesempatan baik bagi para pelaku usaha di Indonesia untuk melihat langsung tren teknologi terbaru untuk mendukung  usaha mereka. Bagi produsen atau exhibitor, kesempatan ini juga menjadi  platform penting dalam upaya mengenalkan produk terbaru mereka,” ujar Ronald Unterburger, Managing Director & CEO Asia Pasifik MMI Pte Ltd, dalam saat jumpa pers di Jakarta, baru-baru ini.
Menurutnya pameran serupa juga pernah diadakan tahun lalu di Indonesia. Ketika itu, antusias pengunjung sangat tinggi dan mampu membukuan transaksi yang signifikan. Tahun ini pihaknya lebih optimistis, karena jumlah exhibitor 30% lebih banyak dan juga didukung promosi yang lebih gencar di sejumlah daerah, terutama penghasil tambang. Namum pihaknya tak memiliki data nilai penjualannya, karena masing-masing peserta pameran tidak melaporkan ke penyelenggara. “Tapi saya optimistis berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, transaksi tahun ini bisa lebih tinggi. Sebab potensi tambang dan peluang investasinya di Indonesia masih sangat besar. Itulah makanya pameran ini kami adakan kembali di sini,” kilah Ronald.
Ditambahkan, event ini juga menjadi kesempatan berharga untuk mengetahui dinamikan  berbagai proyek, investasi di Indonesia, baik di sektor publik maupun swasta.  Sebab dalam kesempatan itu juga diadakan conference yang membahas berbagai dinamika di industri ini dengan menghadirkan para pakar di bidangnya, tokoh asosiasi pengusaha, serta para pejabat pemerintah. Seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan Kementerian Perdagangan, Kantor BKPM, seerta Kementerian (Menko) Polhukam. Kegiatan conference penting yang diadakan di antaranya “CEO Mining Gathering & Conference”, dan “PU Day seminar” yang juga diisi peluncuran “Sistem Informasi Sumber Daya Investasi (SISDI)” yang juga membahas pasar konstruksi yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pusat, APBD (daerah), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun kalangan swasta.
Sementara itu, Sufrin Hannan, Sekjen Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo)  menyatakan, pameran ini sangat tepat di tengah keinginan para pengusaha meningkatkan produksinya. Apalagi beberapa komoditas tambang, permintaannya terus meningkat di pasar internasional dengan harga yang makin membaik. Bahkan berbagai hasil tambang dari Indonesia juga sudah berhasil memainkan peran yang banyak diperhitungkan buyer di pasar internasional. Seperti tambang batu bara Indonesia yang dikenal memiliki kadar dan kualitas tinggi. “Di pasar internasional, Indonesia dikenal sebagai eksportir batu bara terbesar dengan produk berkualitas tinggi. Dari sekitar 360 juta ton produksi batu bara Indonesia saat ini, sebanyak 70% di antaranya di serap pasar ekspor. Antusiasme peserta ini menunjukkan bahwa potensi tambang Indonesia memang masih sangat menarik,” ujarnya.
Tak hanya batu bara, hasil tambang  seperti emas, biji besi, timah, juga sudah dikenal luas di pasar dunia.  Potensi dan kekayaan tambang Indonesia, menurut data Indonesia Mining Asosiation (IMA), secara umum menduduki peringkat keenam (6) terkaya di dunia. Seperti tambang emas, biji besi, logam mulia, mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, timah, serta berbagai hasil tambang lainnya. Tak ayal,  jika Indonesia sudah lama menjadi incaran para investor asing.
Namun kata Sufrin Hannan, berbagai kendala juga masih menyelimuti industri pertambangan ini, sehingga potensi tersebut belum bisa dikembangkan secara optimal. Salah satunya karena keterbatasan alat produksi dan teknologi pendukungnya. Selain itu, diakui, di bidang pertambangan masih banyak hal yang harus dibenahi. Di antaranya menyangkut regulasi dari pemerintah, perizinan, jaminan keamanan, kepastian hukum, dan aspek lain terkait usaha ini. Termasuk masalah sosial lingkungan seperti tumpang tindih lahan yang kerap menimbulkan persoalan pelik, antara perusahaan tambang dengan warga sekitar.
Berbagai kebijakan yang ada juga kerap mengundang keresahan dan ketidakpastian, termasuk implementasi Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.  Seperti adanya upaya mendata ulang sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang akan ditinjau dan direnegosiasi terkait lahan dan besaran royalti. Begitu pula adanya keharuasan divestasi sebsar 51% setelah lima (5) tahun berproduksi, larangan ekspor mineral tanpa diolah, serta hal lain yang akan mempengaruhi perhitungan keekonomian usaha tambang. “Belum lagi masalah pajak yang juga memberatkan.
Termasuk masalah mesin dan alat berat yang seharusnya masuk kategori alat produksi, namun diperlakukan sebagai kendaraan bermotor yang harus membayar pajak seperti asset kendaraan. Begitu pula masalah gangguan keamanan yang sering muncul di sekitar lingkungan tambang. Hal-hal seperti ini, sudah barang tentu akan mempengaruhi investor,” ujarnya.
Berbagai persoalan itu sengaja dibahas dalam “CEO Mining Gathering & Conference” dengan mengambil tema “Reframing Indonesian Mining Development for National Prosperity-Membingkai Ulang Pembangunan Pertambangan Indonesia Bagi Kesejahteraan  Nasional”. Diharapkan pertemuan yang menghadirkan pejabat pemerintah dari lintas sektoral ini bisa memberikan solusi yang lebih baik di masa mendatang. Sebab untuk sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan seluruh produk hukum yang berkenaan sektor pertambangan, diperlukan dukungan bersama yang sifatnya lintas sektoral, baik pusat maupun daerah.
Dengan penciptaan iklim usaha yang makin kondusif, diharapkan tambang bisa makin memainkan peran dalam menggerakkan roda ekonomi nasional dan memberikan andil bagi kesejahteraan masyarakat. Maklum, selama ini sektor pertambangan telah memberikan adnil besar bagi roda perekonomian. Di antaranya dari kontribusi penerimaan negara baik dari devisa ekspor maupun pajak. Ditjen Pajak misalnya, tahun ini mentargetkan penerimaan pajak dari sektor pertambangan sebesar Rp 80 triliun dan penerimaan pajak dari sektor migas sebesar Rp 64 triliun. Namun karena tambang merupakan sumberdaya alam yang tak terbarukan, pengelolaanya pun harus efisien, transparan, berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan. (ACH)

sumber :http://www.eksekutif.co.id/gaya-hidup/entertaiment/575-tambang-indonesia-tetap-menggoda.html

Dampak pertambangan timah bagi lingkungan


KARIMUN  -  Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menurunkan tim pengkajian kerusakan laut  akibat maraknya penambangan timah di perairan Karimun.  Demikian diakui   Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Karimun Hazmi Yuliansyah, kemarin.
"Ya, tim dari  kementerian  terdiri dari dua orang, mereka saat ini masih berada di Karimun untuk melengkapi sejumlah kajian terhadap dampak kerusakan lingkungan akibat penambangan . Kajian dilakukan di sekitar perairan Kundur dan sekitarnya karena aktivitas penambangan lebih tinggi disitu,"ujar Hazmi.

Ia  mengaku telah melapor kepada Bupati Karimun Nurdin Basirun terkait pengkajian yang dilakukan tim dari pusat tersebut. Bupati menyarankan agar  membentuk tim bersama Dinas Pertambangan dan Energi untuk  mendampingi tim  pengkajian.

Meski sudah ada tim  pegkajian dari pusat,  namun Hazmi berharap dilakukan  riset khusus  terkait laporan sejumlah nelayan tradisional ke pusat soal tebalnya endapan lumpur karena aktivitas penambangan timah di sekitar perairan Karimun tersebut.       

Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sharif Cicip Sutardjo mengaku pernah menerima laporan nelayan tradisional terkait kerusakan laut Karimun. Untuk itu, pihaknya telah menurunkan tim untuk mengetahui secara langsung mengenai laporan lumpur akibat penambangan timah yang mengganggu zona tangkap nelayan tradisional.

"Saya masih menunggu laporan dari tim Kementerian Kelautan dan Perikanan yang saya terjunkan untuk melihat langsung kondisi di lapangan," kata Sharif  di sela-sela kunjungan  ke Tanjung Balai Karimun, Jumat (4/5) bersama Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan dan Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin.

Menurut Sharif, pihaknya menerima laporan bahwa nelayan  setempat tidak beroperasi karena zona tangkap ikan tercemar lumpur akibat penambangan timah.

"Sepertinya dari penambangan timah, lumpur itu dilempar ke laut lagi dan menutupi karang-karang. Karang 'kan rumah ikan, jadi kalau ikan melihat karangnya tertutup, mereka tidak akan kembali lagi," ucapnya.

Terkait persoalan lumpur yang mencemari zona tangkap ikan nelayan tradisional,  Sharif   mengaku telah menanyakan langsung kepada Bupati Karimun Nurdin Basirun namun  bupati  mengatakan  tidak ada pencemaran.

Mengenai rencana Pemkab Karimun untuk mendalami alur di sekitar perairan Pongkar, Menteri mengaku pernah mendapat laporan ada wacana pendalaman alur di Karimun. Untuk memastikan informasi itu kata Menteri ia sengaja turun ke Karimun.

"Salah satu tujuan saya ke Karimun ini adalah untuk memastikan laporan itu.  Saya tanya bupati,  dia bilang tak ada semuanya, lho kok saya dengar ada pendalaman alur. Jadi saya menunggu laporan dari tim  yang sudah diterjunkan untuk melihat langsung kondisi di sini (karimun)," jelas Syarif.

Menteri menyebut maraknya aktivitas penambangan timah di Karimun sangat menganggu nelayan. Hilir mudik kapal timah dan peralatan yang dilempar ke laut tentu akan menutupi karang yang merupakan tempat tinggal ikan.***

Dampak buruk dari pertambangan emas


Bukan cuma mencemari lingkungan, penambangan emas berdampak pada vegetasi dan hewan air.

emas,penambanganRandy Olson/National Geographic Society/Corbis
Peneliti dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Marike Mahmud, mengatakan, dampak negatif dari penambangan emas yang dilakukan rakyat adalah pencemaran merkuri. Bahkan, dampak lingkungan seperti perubahan kualitas air, sedimen, hewan air, dan vegetasi akibat penggunaan merkuri dalam mengekstraksi emas turut menjadi dampaknya.
Hal ini dipaparkannya dalam ujian terbuka program doktor UGM Bidang Ilmu Geografi dengan  disertasinya berjudul "Model Sebaran Spasial Temporal Konsentrasi Merkuri Akibat Penambangan Emas Tradisional Sebagai Dasar Monitoring dan Evaluasi Pencemaran Di Ekosistem Sungai Tulabolo Provinsi Gorontalo", di Yogyakarta, Sabtu (28/4).
Berdasarkan penelitiannya, pencemaran merkuri adalah hasil proses pengolahan emas secara amalgamasi. Proses amalgamasi emas yang dilakukan oleh masyarakat secara tradisional dapat terlepas ke lingkungan.
"Saat proses tahap pencucian inilah, limbah yang umumnya masih mengandung merkuri dibuang langsung ke badan air. Menjadikan merkuri tercampur, terpecah-pecah berwujud butiran-butiran halus, yang tentu sifatnya sukar dipisahkan," papar Marike.
Menurut Marike proses penggilingan yang dilakukan bersamaan dengan proses amalgamasi menyebabkan proses pencucian merkuri dalam ampas terbawa masuk sungai. Di dalam air, merkuri dapat berubah menjadi senyawa organik metil merkuri atau fenil merkuri akibat proses dekomposisi oleh bakteri. Selanjutnya senyawa organik tersebut akan terserap oleh jasad renik dan masuk dalam rantai makanan.
"Terjadi akumulasi dan biomagnifikasi dalam tubuh hewan air seperti ikan dan kerang pada akhirnya masuk juga ke tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsi," jelasnya.
Seperti di daerah Mohutango, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, yang memiliki 46 unit pengolahan emas. Sementara kisaran waktu pengolahan untuk satu tromol mencapai empat jam, sehingga proses pengolahan dalam kurun waktu 24 jam, intensitas usaha mencapai lima hingga tujuh kali proses.
Data menunjukkan terdapat 460 kilogram merkuri yang dipakai dalam setiap kali putaran. Dari setiap kilogram merkuri maka menghasilkan 10 gram limbah. Sehingga dapat diperkirakan limbah yang terbuang ke lingkungan sebesar 4,6 kilogram terbuang ke lingkungan untuk satu kali putaran. Sedangkan untuk lima kali putar setiap harinya, tentu sebanyak 23 kilogram limbah terbuang ke lingkungan. "Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena dapat mencemari Sungai Bone. Padahal sungai ini merupakan sumber air minum masyarakat Gorontalo," tuturnya.
Melihat limbah sudah berdampak pada keluhan kesehatan masyarakat, disarankan perlu adanya prioritas wilayah pengelolaan untuk mereduksi dan mencegah terjadinya pencemaran merkuri. Terutama di lokasi yang menjadi sumber limbah. "Jika sumber limbah dikelola dengan baik maka konsentrasi merkuri tidak akan menyebar ke arah hilir, dan ekosistem di wilayah ini akan pulih seperti keadaan alamiahnya," kata Marike.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, Suparlan, tak menampik dengan hasil riset tersebut. Ia mengatakan bahwa penambangan emas tradisional menggunakan unsur merkuri. Dengan demikian, dampak negatif terhadap lingkungan memang sangat tinggi khususnya kualitas air.
Untuk mengatasi dampak negatif yang lebih parah, ia menyarankan perlunya pengelolaan penambangan emas rakyat secara komunal. Artinya, ada pengawasan secara khusus dan tersistematis tentang cara-cara yang benar dalam menambang emas.

Batu bara dan dampak yang di timbulkan



Apa yang tersirat dalam benak Anda, jika mendengar kata batubara? Sebuah bongkahan batu hitam legam, atau Anda membayangkan kepulan asap hitam keluar dari cerobong, atau bayangan Anda tertuju kepada pegunungan yang hijau kemudian rusak akibat pengerukan batubara? Apa yang Anda bayangkan memang nyata terjadi, dan memang seperti itulah sifat batubara, hitam dan merusak. Saya ingin berbagi cerita mengenai dampak buruk yang diakibatkan oleh batubara berikut pengolahannya.
Indonesia  mengalami kecanduan yang tinggi terhadap bahan bakar fosil , terutama terhadap batubara, bahan bakar terkotor di muka bumi. Lebih dari 90% listrik yang dihasilkan di negeri ini berasal dari bahan bakar fosil, sepertiganya berasal dari batubara, dan sepertinya pemerintah tidak akan menghentikan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap bahan bakar fosil ini dalam waktu dekat. Alih-alih, pemerintah Indonesia malah menganggap batubara sebagai  obat mujarab untuk mengatasi permasalahan energi negeri ini, pemerintah justru terus membangun  Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di seluruh Indonesia. Pada tahun 2005, pemerintah meluncurkan proyek percepatan pembangunan PLTU 10000 MW Tahap I, yang keseluruhannya merupakan pembangkit listrik yang akan menggunakan bahan bakar batubara. Pemerintah menargetkan pada tahun 2030, batubara akan menyumbangkan separuh dari total listrik yang dihasilkan di negeri ini.
Batubara merupakan sumber energi yang paling kotor di planet ini, batubara juga merupakan penyumbang utama gas rumah kaca penyebab pemanasan global di dunia. Indonesia merupakan salah satu produsen utama batubara di dunia, saat ini Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar kedua di dunia setelah Australia. Tahun 2011, total produksi batubara Indonesia mencapai 350 juta ton,  lebih dari 80% nya diekspor ke luar negeri.
Pulau Kalimantan merupakan penghasil utama batubara di Indonesia, lebih dari 70% produksi batubara negeri ini berasal dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.  Pengerukan batubara yang sangat massif di daerah tersebut meninggalkan jejak kerusakan yang maha dasyat, mulai dari lubang-lubang raksasa yang ditinggalkan begitu saja pasca batubaranya dikeruk habis oleh perusahaan tambang, sampai  penggusuran masyarakat adat dari tanah yang telah mereka tinggali selama ratusan tahun. Batubara dari hulu ke hilir, menyisakan dampak yang buruk dan sulit untuk ditanggulangi. Jejak kerusakan batubara tidak berakhir di pertambangan, tetapi terus berlanjut selama perjalanannya, dalam proses pembakarannya di PLTU,batubara mengeluarkan polusi zat-zat beracun, mulai dari karbonmonoksida, mercury, sampai ke karbondioksida, gas rumah kaca penyebab pemanasan global itu. Akibatnya, kehidupan masyarakat  yang tinggal disekitar PLTU, berubah pasca PLTU tersebut mulai dibangun dan semakin memburuk ketika PLTU tersebut mulai beroperasi.
Sebut saja masyarakat yang tinggal di sekitar PLTU Cirebon, mereka adalah saksi sekaligus korban. Betapa sejak proses pembangunannya, PLTU telah mengubah hidup mereka  untuk selamanya, dimulai dari digusurnya ladang-ladang garam mereka di lokasi dimana PLTU kini berdiri angkuh, sampai hilangnya mata pencaharian mereka sebagai nelayan pinggiran pencari udang rebon , untuk bahan baku terasi. Sejak PLTU mulai dibangun, sejak itu pula berakhirlah era terasi Cirebon yang termasyur itu.
Setelah Cirebon, hal serupa menimpa Cilacap. Ketika saya berkunjung ke daerah ini, penduduk Cilacap menceritakan kisah yang lebih tragis tentang jejak kehancuran yang disebabkan oleh batubara. Sejak PLTU Karang Kadri Cilacap berdiri pada tahun 2007, sejak itu juga kualitas hidup masyarakat yang tinggal disekitar PLTU tersebut memburuk. Pada tahun 2009, penelitian kesehatan yang dilakukan oleh Greenpeace terhadap masyarakat yang bermukim disekitar PLTU Cilacap, menunjukkan hasil yang mencengangkan. Lebih dari 80% masyarakat yang tinggal disekitar PLTU Cilacap mengidap penyakit-penyakit yang terkait dengan pernafasan mereka, mulai dari ISPA, sampai ke radang paru-paru akibat terpapar debu batubara. Yang lebih menyedihkan adalah, lebih dari 80% anak balita yang tinggal disekitar PLTU, mengalami keterlambatan tumbuh-kembang dan mengalami berbagai penyakit yang disebabkan oleh kualitas udara yang sangat buruk di lingkungan mereka. Itu semua akibat tetangga mereka yang arogan, PLTU Cilacap.
Seorang anak yang tinggal di dekat PLTU Cilacap, ia mengalami gangguan pernapasan
Kisah tentang jejak kehancuran yang diakibatkan oleh batubara tidak hanya terjadi di negeri ini, tetapi terjadi juga diseluruh dunia. Bahan bakar terkotor di muka bumi ini masih terus digunakan, mulai dari Amerika Serikat, Inggris, India, Afrika Selatan, Thailand, sampai ke Cilacap di Indonesia. Kisah tentang jejak kehancuran yang diakibatkan oleh batubara adalah kisah yang identik hanya berbeda tempat kejadiannya.
Masyarakat di seluruh dunia yang menjadi korban dari bahan bakar terkotor di muka bumi ini, mulai berdiri, meminta tanggung jawab industri dan pemerintah mereka yang abai terhadap kelestarian lingkungan dan keselamatan rakyatnya.  Masyarakat yang gagah berani di seluruh penjuru dunia mulai tegak menuntut hak mereka untuk hidup sehat dan bebas dari ancaman batubara yang mematikan.
Rakyat Indonesia juga harus tegak berdiri meminta pemerintah kita untuk segera melepaskan ketergantungan terhadap bahan bakar terkotor di planet ini. Masa depan yang aman dan sehat jelas hanya tinggal impian jika pemerintah terus melanjutkan kecanduannya yang berbahaya ini. Era batubara sudah berakhir, kini saatnya era energi yang tepat untuk peradaban modern, peradaban yang sehat dan bersih,  peradaban yang akan ditenagai oleh energi terbarukan.

Minggu, 14 Oktober 2012

tugas softskill




Pengolahan sampah menjadi pupuk organik

Sampah saat ini adalah masalah nomor 1 di kota - kota besar, karna sampah berserakan dimana-mana.
oleh karena itu, saya mempersentasikan vidio ini, agar kita bisa tahu, bahwa banyak cara pengolahan sampah yang menjadi masalah nomor 1 di dunia ini.

Salah satu cara pengolahan sampah adalah, menjadikan sampah sebagai pupuk. pada video di atas, dapat kita lihat , salah satu tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang dapat menghasilkan 60 ton per hari. Jumlah tersebut merupakan produksi terbesar di Indonesia dan ASIA.

Dari video tersebut dapat kita lihat, pekerja pada TPST tersebut sangatlah banyak, itu merupakan, bahwa dari pengolahan sampah saja, kita dapat membuka lapangan kerja baru bagi banyak orang.
oleh karena itu, marilah kita ciptakan ide-ide baru dalam pengolahan sumber daya alam yang banyak ini, jangan hanya merusak alam, kita juga harus melindungi alam, kalau bukan dari diri kita sendiri, dari siapa lagi?




sumber : http://www.youtube.com/watch?v=_ePo1yTwbvM&feature=fvwrel

Sabtu, 23 Juni 2012

INFLASI


inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.


Penyebab

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).[rujukan?] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.



Penggolongan

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)


Mengukur inflasi

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
Indeks harga barang-barang modal
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.


Dampak

Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Peran bank sentral

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

Kamis, 03 Mei 2012


Analisa Sensitifitas AHP

Analisa sensitivitas dapat dipakai pula untuk memprediksi keadaan apabila terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan prioritas dan kriteria karena adanya perubahan kebijaksanan sehingga muncul usulan pertanyaan bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan. Dalam suatu hirarki tiga level, level dua dan hirarki tersebut dapat disebut sebagai variabel eksogen sedangkan level tiganya adalah variabel endogen. Analisa sensitivitas dan hirarki tersebut adalah melihat pengaruh dan perubahan pada variabel eksogen terhadap kondisi variabel endogen.




Apabila dikaitkan dengan suatu periode waktu maka dapat dikatakan bahwa analisa sensitivitas adalah unsur dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang dilakukan pertama kali dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya perubahan kebijaksanaan atau tindakan yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas untuk melihat efek yang terjadi. Analisa sensitivitas ini juga akan menentukan stabil tidaknya sebuah hirarki. Makin besar deviasi atau perubahan prioritas yang terjadi maka makin tidak stabil hirarki tensebut. Meskipun begitu, suatu hirarki yang dibuat haruslah tetap mempunyai sensitivitas yang cukup, artinya kalau ada perubahan pada variabel eksogen, minimal ada perubahan bobot prioritas pada variabel endogen meskipun tidak terlalu besar.

Aksioma-Aksioma AHP

Aksioma adalah sesuatu yang tidak dapat dibantah kebenarannya atau yang pasti terjadi. Dalam ilmu ukur dikenal suatu aksioma bahwa diantara dua titikhanya dapat dilewati sebuah garis lurus. Atau dalam kehidupan sehari-hari, misalnya matahari terbit ditimur dan terbenam dibarat.

Ada empat buah aksioma yang harus diperhatikan para pemakai model AHP dan pelanggaran dari setiap aksioma berakibat tidak validnya model yang dipakai.Keempat aksioma tersebut adalah :

1.Aksioma 1

Reciprocal Comparison, artinya si pengambil keputusan harus bisamembuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensinya itusendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari Bdengan skala x, maka B lebih disukai dari A dengan skala 1/x.

2.Aksioma 2

Homogenity, artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak dapat dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogenous dan harus dibentuk suatucluster (kelompok elemen-elemen) yang baru.

3.Aksioma 3

Independence, artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikanbahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantunganatau pengaruh dalam model AHP adalah searah keatas, Artinya perbandinganantara elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau tergantung olehelemen-elemen dalam level di atasnya.

4.Aksioma 4

Expectations, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan, strukturhirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka sipengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria dan atau objektif yangtersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidaklengkap.

Kembali pada pokok masalah AHP dalam HoQ, bagaimanapun, peringkat hubungan ini adalah kritis, jadi, nampaknya lebih berarti harus ditunjukkan perbedaan antara Kpr dalam kontribusinya pada kepuasan pelanggan dalam besarannya dibandingkan hanya dalam pentingnya skala ordinal.

Peringkat kepentingan mutlak dari Kpr diturunkan dari peringkat hubungan dengan angka-angka kardinal dapat digunakan dalam analisa lebih lanjut yang memerlukan besaran dari tiap kepentingan Kpr dalam memuaskan Kpl (contoh, pemilihan KPr yang tepat untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan satu anggaran terbatas).

Walaupuan QFD konvensional, mengandung informasi tentang korelasi diantara Kpr dalam matrix berbentuk segitiga pada puncak HoQ, korelasi tidak digunakan dalam menghitung prioritas Kpr dan penentuan Kpr yang tepat untuk masalah perencanaan. Selama beberapa Kpr dalam kenyataannya berkorelasi kuat dengan yang lain (contoh, jika tingkat satu Kpr diubah, tingkat Kpr yang lain berubah secara kolateral), suatu keharusan untuk menyalurkan satu mekanisme untuk mengakomodasi ketergantungan Kpr dalam penghitungan peringkat kepentingan Kpr, dan menerapkan korelasi antar Kpr ke dalam proses pengambilan keputusan dalam penentuan Kpr yang tepat sehubungan dengan keterbatasan organisasi, seperti biaya dan waktu. Contoh, bila dua Kpr dengan satu korelasi yang tinggi dipilih pada waktu yang sama, adalah mungkin merupakan penghematan biaya bila diterapkan dalam satu produk.

Jadi, dalam tulisan ini, Park et al, 1996 mengemukakan :

Satu model pengambilan keputusan baru yang terpadu dalam pemilihan satu himpunan Kpr yang optimal, yang menerapkan semua isu-isu diatas kedalam proses-proses prioritisasi konvesional dalam QFD





Analisa Titik Impas




Analisa titik impas adalah sebuah cara yang digunakan untuk menentukan kapan sebuah bisnis akan  mulai dapat menutup semua pengeluarannya dan mulai menghasilkan profit.

Untuk usaha yang baru mulai adalah sangat penting untuk mengetahui biaya awal Anda, ini menyediakan Anda informasi tentang berapa banyak yang perlu Anda hasilkan dari pendapatan penjualan untuk membayar biaya-biaya selanjutnya, yang terkait dalam proses menjalankan bisnis Anda.

Seorang pemilik usaha yang baru mulai harus memahami bahwa $ 5.000 dari penjualan produk tidak akan menutupi $ 5.000 biaya overhead bulanan. Biaya penjualan $ 5.000 dalam retail goods dengan mudah bisa menjadi $ 3,000 dalam harga wholesale, sehingga $ 5000 dalam pendapatan penjualan hanya memberikan $ 2.000 dalam gross profit yang tersedia untuk biaya overhead. Titik impas tercapai jika pendapatan sama dengan semua biaya bisnis.

Untuk menghitung titik impas Anda, Anda perlu mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel Anda. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring volume penjualan, seperti contohnya biaya sewa dan gaji. Biaya-biaya tersebut harus dibayar terlepas ada  penjualan atau tidak, dan sering disebut juga sebagai biaya overhead. Biaya variabel berubah-ubah, terkait langsung dengan volume penjualan, seperti biaya pembelian stok, pengiriman, atau biaya produksi produk.

Apakah bisnis Anda Akan Membuat Uang?

Sebelum Anda mempersiapkan rencana bisnis, Anda harus mencari tahu apakah bisnis Anda akan mencapai titik impas. Bagaimana Anda bisa tahu apakah ide bisnis Anda akan menguntungkan? Jawaban yang jujur adalah, Anda tidak bisa. Tetapi ketidakpastian ini seharusnya tidak membuat Anda berhenti dari meneliti kematangan finansial dari  ide Anda. Dengan mempersiapkan sesuatu yang dikenal sebagai analisa titik impas, serta beberapa proyeksi keuangan lainnya, dapat membantu Anda menentukan apakah bisnis Anda akan berhasil.

Apa yang dikatakan Analisa Titik Impas Kepada Anda

Breakeven analysis menunjukkan jumlah pemasukan yang  harus Anda hasilkan untuk menutupi pengeluaran Anda sebelum Anda membuat keuntungan sepeser pun. Jika Anda dapat mencapai dan melampaui titik impas Anda, jika Anda dapat menghasilkan lebih dari jumlah pendapatan penjualan yang Anda butuhkan untuk membayar pengeluaran Anda maka bisnis Anda memiliki peluang yang baik untuk menghasilkan uang.

Banyak pengusaha berpengalaman menggunakan analisa titik impas sebagai alat skrining utama untuk usaha bisnis baru mereka. Mereka bahkan tidak akan menulis business plan yang lengkap, kecuali jika perkiraan titik impas mereka menunjukkan impas, meramalkan bahwa pendapatan penjualan mereka diproyeksikan jauh melebihi biaya mereka melakukan bisnis.

Bagaimana Menyiapkan Analisa Titik Impas

Untuk melakukan analisa titik impas, Anda harus membuat terkaan tentang pengeluaran dan pendapatan. Meskipun Anda tidak memiliki bola kristal, Anda harus melakukan riset serius termasuk analisa pasar Anda untuk menentukan proyeksi volume penjualan dan beban yang harus Anda antisipasi. Taruhan terbaik Anda adalah dengan berinventasi dalam belajar membuat business plan Anda sendiri, untuk belajar bagaimana membuat estimasi pendapatan dan biaya yang wajar.

Anda harus membuat perkiraan sebagai berikut dan perhitungan ketika Anda mempersiapkan analisa titik impas Anda:

Biaya tetap. (kadang-kadang disebut overhead) tidak bervariasi banyak dari bulan ke bulan. Mereka mencakup sewa, asuransi dan sekumpluan biaya lain. Juga merupakan ide yang baik untuk menambah biaya ekstra, sekitar 10%, dalam analisa titik impas untuk menutup biaya lain-lain untuk menutup biaya tak terduga.

Pendapatan penjualan. Ini adalah total rupiah dari aktivitas penjualan yang Anda bawa ke dalam bisnis Anda setiap bulan atau setiap tahun. Untuk melakukan analisa titik impas yang valid, Anda harus mendasarkan perkiraan Anda pada volume bisnis Anda benar-benar Anda perkirakan tidak pada berapa banyak yang Anda butuhkan untuk menghasilkan keuntungan yang baik.

Rata-rata gross profit dari setiap penjualan. Rata-rata gross profit adalah uang yang tersisa dari setiap dolar penjualan setelah membayar direct cost dari penjualan. (Direct Cost adalah apa yang Anda bayar untuk menyediakan produk atau layanan Anda.) Sebagai contoh, jika Antoinette membayar rata-rata $ 100 untuk barang-barang yang diperlukan untuk membuat gaun, yang dijual dengan  rata-rata $ 300, rata-rata grpss profitnya adalah $ 200.

Rata-rata persentase gross profit. Persentase ini memberitahukan Anda berapa besar gross profit Anda dari setiap penjualan.  Untuk menghitung rata-rata persentase gross profit, bagi angka rata-rata gross profit oleh rata-rata harga jual. Sebagai contoh, jika Antoinette membuat rata-rata gross profit $ 200 dari gaun yang dia jual untuk rata-rata $ 300, persentase gross profitnya adalah 66,7% ($ 200 dibagi dengan $ 300).

Menghitung Breakeven Point Anda

Setelah Anda hitung angka di atas, mudah untuk mengetahui titik impas Anda. Cukup bagi estimasi biaya tetap tahunan Anda dengan persentase gross profit Anda untuk menentukan jumlah pendapatan penjualan yang Anda perlukan untuk mencapai titik impas. Sebagai contoh, jika biaya tetap Antoinette adalah $ 6.000 per bulan, dan margin keuntungan yang diharapkan nya adalah 66,7%,  titik impas dia adalah $ 9.000 dalam pendapatan penjualan per bulan ($ 6,000 dibagi dengan 0,667). Dengan kata lain, Antoinette harus membuat $ 9.000 setiap bulan hanya untuk membayar biaya tetap dan direct (produk) costnya. (Angka ini tidak mencakup profit, atau bahkan gaji untuk Antoinette.)

Jangan Meremehkan Breakeven Analysis

Meskipun membuat perkiraan titik impas mungkin terdengar rumit, Anda berutang kepada diri sendiri untuk mempersiapkannya sebagai salah satu langkah pertama dalam proses perencanaan bisnis. Seperti yang Anda lihat, perkiraan titik impas Anda yang disiapkan secara realistis dapat menceritakan aapakah ide Anda adalah pemenang, pecundang atau seperti kebanyakan ide-ide lain, perlu sedikit modifikasi untuk bekerja.

Jika Anda Tidak Bisa Titik Impas

Jika titik impas Anda lebih tinggi daripada pendapatan yang diperkirakan, Anda akan perlu memutuskan apakah ada aspek tertentu dari perencanaan yang dapat diubah untuk menciptakan titik impas yang dapat dicapai. Sebagai contoh, Anda dapat :

Mencari sumber-sumber suply yang lebih murah

Melakukan sendiri tanpa pegawai

Hemat  biaya sewa dengan bekerja dari rumah, atau

menjual produk atau jasa dengan harga yang lebih tinggi

Jika omzet penjualan titik impas masih seperti angka yang tidak bisa dicapai, mungkin Anda perlu membuang ide bisnis Anda. Jika itu adalah kasusnya, bersyukurlah pada fakta bahwa Anda tahu sebelum Anda investasikan uang Anda (atau orang lain) ke ide tersebut.

Analisa keuangan yang selanjutnya.

Jika perkiraan titik impas menunjukkan bahwa Anda akan menghasilkan lebih banyak omzet dari yang Anda butuhkan untuk mencapai titik impas, Anda dapat menganggap diri beruntung. Tapi Anda masih perlu mencari tahu berapa banyak keuntungan yang akan dihasilkan oleh bisnis Anda, dan apakah Anda akan memiliki cukup uang tunai untuk membayar tagihan-tagihan Anda ketika mereka jatuh tempo. Singkatnya, sebuah perkiraan titik impas adalah alat skrining yang hebat, tetapi Anda membutuhkan analisis yang lebih lengkap sebelum Anda mulai menginvestasikan uang nyata dalam usaha Anda.

Berikut ini adalah proyeksi keuangan tambahan yang juga harus menjadi bagian dari rencana bisnis Anda, untuk melengkapi gambaran keuangan bisnis Anda. :

Sebuah perkiraan rugi-laba. Ini adalah proyeksi bulan-demi-bulan dari net profit bisnis Anda.

Sebuah proyeksi arus kas. Ini menunjukkan berapa banyak uang tunai yang sebenarnya Anda aakan memiliki, dari bulan ke bulan, untuk memenuhi pengeluaran Anda.

Jumat, 06 April 2012

NILAI WAKTU UANG

Nilai waktu uang

Konsep ini adalah konsep yang memperhatikan waktu dalam menghitung nilai uang. Artinya uang yang dimiliki seseorang pada hari ini tidak akan sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang. Konsep Time of Value ini sangat berkaitan dengan CAPITAL BUDGETING.

1. Nilai yang akan datang

Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.

FV = P0+ SI= P0+ P0(i)(n)

2. Nilai Sekarang (Present Value)

Nilai sekarang dari jumlah yang diperoleh di masa mendatang atau sering pula disebut dengan present value adalah nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar di masa mendatang. Misalkan P adalah nilai sekarang dari uang sebanyak A pada t tahun yang akan datang. Bila kemudian diumpamakan tingkat bunga adalah r, maka bunga yang dapat diperoleh dari P rupiah adalah :

I = P.r.t

dan uang setelah t tahun menjadi :

P + P.r.t = P(1+rt)

Karena A adalah nilai uang sebanyak P pada t tahun mendaang, maka

P(1+rt) = A

atau

P = A/I + rt

Contoh :

Setahun lagi rudi akan menerima uang sebanyak Rp. 10.000,-. Berapakah nilai sekarang uang tersebut jika tingkat bunga adalah 13 % setahun?

Dalam masalh ini, A = 10.000,-. r = 0,13 dan t = 1

P = 10.000/ 1 + (0,13)(1)

= 8849,56

Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan dimiliki beberapa waktu kemudian

PV = FV / (1+i)n

Istilah yang digunakan :

Pv = Present Value (Nilai Sekarang)

Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)

I = Bunga (i = interest / suku bunga)

n = tahun ke-

An = Anuity

SI = Simple interest dalam rupiah

P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

3. Anuitas

Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu anuitas juga diartikan sebagai kontrak di mana perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen.

Ada dua jenis anuitas:

1) Anuitas biasa (ordinary) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode

2) Anuitas jatuh tempo (due) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya dilakukan di awal periode.

3) Nilai Sekarang Anuitas (Present Value Annuity)

Nilai Sekarang Anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan. Dengan kata lain, jumlah yang harus anda tabung dengan tingkat bunga tertentu untuk mandapatkan sejumlah dana tertentu secara teratur dalam jangka waktu tertentu.

4) Anuitas Abadi

Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan diharapkan akanberlangsung terus menerus.

PV (Anuitas Abadi) = Pembayaran = PMT

Tingkat suku bunga i

Obligasi terusan adalah sebuah obligasi terbitan pemerintah inggris untuk mengkonsolidasikan utang-utang masa lalu, dengan kata lain consol adalah obligasi terusan.

5) Pinjaman yang Diamortisasi

Salah satu penerapan penting dari bunga majemuk adalah pinjaman yang dibayarkan secara dicicil selama waktu tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kredit mobil, kredit kepemilikan rumah, kredit pendidikan, dan pinjaman-pinjaman bisnis lainnya selain pinjaman jangka waktu sangat pendek dan obligasi jangka panjang. Jika suatu pinjaman akan dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya (bulanan, kuartalan, atau tahunan), maka pinjaman ini disebut juga sebagai pinjaman yang diamortisasi (amortized loan).

Metode Nilai Sekarang. Kini bersih (Net Present Value = NPV)

Metode ini memperhatikan nilai waktu terhadap uang menggunakan suku bunga diskonto yang akan memperbaruhi atau arus dari uangnya. Dengan metode ini maka proyeksi nilai waktu dari uang akan diukur dengan fkator pembanding nilai bunga diskonto yang berlaku sehingga mempengruhi total keuntungan . Net Present Value dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dengan total keuntungan dari tiap tahun yang dinilai-uangkan ke tahun awal dengan tingkat bunga diskonto tertentu. Pada dasarnya metode merupakan suatu gambaran jumlah keutnungan usaha sepanjang waktu tertentu yang diproyeksikan pada kondisi saat ini.

ntuk lebih jelas ada baiknya dilihat dengan contoh perhitungan dibawah ini.

Suatu proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 7,000 juta dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp. 9,000 juta. Maka berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan?

PVpenerimaan = 9.000 / ( 1 + 0.18 )1 = Rp. 7,627 juta

PVinvestasi = 7.000 / ( 1 + 0.18 )0 = Rp. 7,000 juta

Maka Net Present Value yang dihasilkan adalah

NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan

NPV = 7,000 + 7,627 = Rp. 627 juta

Sehingga didapatlah rumus sebagai berikut:

NPV = Ao + (A1 / (1 + r))

dimana, Ao = nilai awal investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat suku bunga yang relevan.

Berkaitan dengan investasi (modal) yang akan ditanamkan, maka diperlukan pedoman untuk dapat dengan bijak menilai investasi tersebut. Dan pedoman tersebut yang dapat dipakai sebagai panduan adalah:

§ Terima investasi yang diharapkan bilamana memberikan NPV positif.

§ Terima investasi yang memberikan IRR yang lebih besar daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan.

Tentu saja penyajian konsep ini berlaku bilamana kondisi pasar uang dan pasar modal yang sempurna dengan catatan:

§ Tingkat suku bunga yang ada adalah stabil dan sama, tidak berfluktuatif.

§ Tidak adanya pihak yang dominan untuk mempengaruhi pasar.

§ Kondisi diluar transaksi keuangan yang ada adalah stabil.

Net Present Value atau biasa disingkat dengan NPV adalah merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dengan present value pengeluaran.

Untuk lebih jelas ada baiknya dilihat dengan contoh perhitungan dibawah ini.

Suatu proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 7,000 juta dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp. 9,000 juta. Maka berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan?

Berkaitan dengan investasi (modal) yang akan ditanamkan, maka diperlukan pedoman untuk dapat dengan bijak menilai investasi tersebut. Dan pedoman tersebut yang dapat dipakai sebagai panduan adalah:

§ Terima investasi yang diharapkan bilamana memberikan NPV positif.

§ Terima investasi yang memberikan IRR yang lebih besar daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan.

Tentu saja penyajian konsep ini berlaku bilamana kondisi pasar uang dan pasar modal yang sempurna dengan catatan:

§ Tingkat suku bunga yang ada adalah stabil dan sama, tidak berfluktuatif.

§ Tidak adanya pihak yang dominan untuk mempengaruhi pasar.

§ Kondisi diluar transaksi keuangan yang ada adalah stabil.

Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Untuk menghitung FV bisa menggunakan fungsi fv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :

· Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.

· Nper, jumlah angsuran yang dilakukan

· Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.

· Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.

· Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.

Contoh 1:

Biaya masuk perguruan tinggi saat ini adalah Rp50.000.000, berapa biaya masuk perguruan tinggi 20 tahun yang akan datang, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :

· Rate = 8%

· Nper = 20

· Pmt = 0, tidak ada angsuran yang dikeluarkan tiap tahunnya

· Pv = -50000000, minus sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang

· Type = 0

Dari masukan diatas maka akan didapat nilai 233,047,857.19

Contoh 2:

Setiap bulan kita menabung dibank sebesar 250.000, saldo awal tabungan kita adalah 10.000.000, bunga bank pertahun 6%, dengan asumsi tidak ada potongan bunga dan biaya administrasi, berapa uang yang akan kita dapat 20 tahun yang akan datang?, dengan menggunakan fungsi fv(), masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :

· Rate = 6%/12, dibagi 12 karena angsuran 250.000 dilakukan perbulan

· Nper = 20×12 = 240, dikali 12 karena angsuran dilakukan per bulan

· Pmt = -250000, nilai yang ditabungkan setiap bulan, minus sebagai tanda cashflow kita mengeluarkan uang

· Pv = -50000000, minus sebagai tanda cashflow bahwa kita mengeluarkan uang

· Type = 0

Dari masukan diatas maka akan didapat nilai 148,612,268.55

Yang perlu diperhatikan dalam penggunakan fungsi fv() adalah satuan untuk parameter rate, nper dan pmt haruslah sama, jika satuannya bulan maka harus bulan semua, jika ada yang bersatuan tahun maka harus dikonversi ke satuan bulan.

Present Value digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu :

· Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.

· Nper, jumlah angsuran yang dilakukan.

· Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.

· Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya.

· Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.

Contoh :

Saat pensiun 25 tahun lagi saya ingin punya uang 1.000.000.000, berapakah nilai uang 1.000.000.000 saat ini, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, dengan menggunakan fungsi pv() masukkan nilai untuk parameter-parameter yang ada sebagai berikut :

· Rate = 8%

· Nper = 25

· Pmt = 0, tidak ada angsuran yang dikeluarkan tiap tahunnya

· Fv = 1000000000

· Type = 0

Dari masukan diatas maka akan didapat nilai -146,017,904.91

Kenapa minus, sekali lagi itu sebagai tanda cash flow, untuk mendapatkan uang 1.000.000.000 25 tahun lagi maka saya harus mengeluarkan uang sebesar 146,017,904.91 saat ini atau dengan kata lain uang 1.000.000.000 25 tahun lagi sama nilainya dengan uang 146,017,904.91 saat ini, dengan asumsi inflasi konsisten sebesar 8% setiap tahun selama 25 tahun.

Sama halnya dengan fungsi fv(), fungsi pv() harus menggunakan satuan yang sama untuk parameter rate, nper dan pmt, jika bersatuan tahun maka harus tahun semua, jika ada yang bersatuan bulan maka harus dikonversi ke satuan tahun